oleh: R Irwan Waji
(Kabid Kaderisasi PKS Sulsel)
Acara apa? Kapan?
Di mana?
Bagaimana gambaran/ulasan singkat acara tersebut? Apa pesan/kesan dari acara tersebut?
Langkah atau format seperti inilah sebuah postingan dianggap memiliki nilai opini yang kuat, apa yang ingin didapatkan dari opini tersebut tidak lain adalah pengaruh.
Sebagian besar dari kita memposting gambar, foto kegiatan, namun tidak punya nilai berita dan membawa pesan atau opini, hanya sekedar untuk eksis (untuk diketahui bahwa dia masih ada) tapi keberadaannya nyaris tak membawa pengaruh. Sehingga postingan gambar/foto dan lain-lain bisa dikatakan bukan untuk orang lain tapi untuk kalangan sendiri.
Untuk itu, saya mengajak kita semua agar dalam memperlakukan sebuah momentum jangan terlalu sederhana. Ada momentum mahal, jarang terjadi, istimewa, tapi tak mendapatkan penghargaan semestinya karena kurang mendapatkan sentuhan narasi.
Sementara ada orang punya kegiatan biasa saja, sepi pengunjung, tapi dengan narasi yang hebat menghadirkan pengaruh dan membuat massa mengambang terkooptasi pemikirannya.
Jadilah sebuah produsen berita besar meskipun kegiatan kita sederhana. Jangan terbalik, kegiatan besar tapi dihargai dengan narasi pemberitaan yang kerdil nan sederhana yang akhirnya tak membawa dampak besar. Politik memang bukan sekedar apa yang mampu kita lakukan tetapi opini apa yang mampu kita hadirkan dari kerja dan karya kita.
Politik berurusan dengan dunia terbuka, publik, maka akuntabilitas kerja kita mesti dan harus terekam baik-baik dalam ingatan masyarakat. Nah, di sinilah kekuatan media yang memediasi, memfasilitasi, agar kerja dan fakta-fakta yang kita hadirkan bisa terekam dalam otak/memori masyarakat.
Di zaman Rasulullah ﷺ ada seorang penyair yang direkomendasikan untuk segera “dihentikan jam tayangnya secara permanen” karena benar-benar sangat menggangu, melemahkan bahkan bagaikan virus yang bisa melumpuhkan semangat dan optimisme yang selama ini dibangun dengan susah payah.
Apatah lagi bagi massa mengambang selalu menjadi sasaran empuk narasi pemberitaan. Jangankan mereka, kita saja yang sehari-harinya berada dalam sebuah sistem informasi yang sudah terkelola pun kadang sempoyongan menyikapi narasi pemberitaan yang memang didesain sangat rapi dan terencana.
Wallahu a’lam bish shawab