ٱنفِرُوا۟ خِفَافًا وَثِقَالًا وَجَٰهِدُوا۟ بِأَمْوَٰلِكُمْ وَأَنفُسِكُمْ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ ۚ ذَٰلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ إِن كُنتُمْ تَعْلَمُونَ
“Berangkatlah kamu baik dalam keadaan merasa ringan maupun berat, dan berjihadlah kamu dengan harta dan dirimu di jalan Allah. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui.” (QS. At-Taubah Ayat 41.)
—–
Tidak bisa dipungkiri bahwa event Kembara dan Latansa sungguh banyak kenangan maupun pelajaran. Apalagi kegiatan tahunan ini sempat tertunda selama dua kali pelaksanaan yaitu tahun 2020 dan 2021 karena covid. Tentu ini menyisakan rindu yang tidak ringan.
Belum lagi masa-masa persiapan tentu tidak segampang sekiranya event ini terlaksana secara rutin. Seperti halnya otot-otot kita jika lama menganggur, tidak melakukan aktivitas olahraga maka pasti akan mengalami hambatan yang mengakibatkan tidak optimalnya gerak dan kelenturan tubuh kita. Akhirnya memaksa kita semua untuk terlibat lebih serius dan lebih intens agar Kembara dan Latansa tidak mangkrak di area wacana.
Di level kepanitiaan misalnya demikian sangat seru dan dinamis. Mulai pada tahap persiapan dan perencanaan hingga persoalan yang sangat teknis seperti keterlibatan dan kehadiran panitia di ajang rapat-rapat, kesiapan sumberdaya yang belum pasti, optimalisasi kehadiran peserta, yang kesemuanya bisa membuat para panitia kurang nyenyak tidurnya bahkan jumlah uban di kepalanya mendadak bisa bertambah.
Sebagai bagian dari kepanitiaan, kami tidak berharap pelaksanaan event ini hanya sekedar menggugurkan kewajiban. Yang penting acara tersebut selesai terlaksana, tak ada insiden (kecelakaan), apalagi ada beban utang yang perlu diselesaikan dikemudian hari. Akan tetapi harapan kami bagaimana seluruh pihak yang terlibat di dalam event besar ini, terutama peserta dan panitia, mendapatkan banyak hikmah, pelajaran, serta kepuasan lahir batin meskipun tidak harus sempurna.
Pada skala pribadi, para calon peserta pastilah juga terjadi “perang batin”. Tidak bisa dipungkiri bahwa hari ini aktivitas para anggota dan kader semakin meluas orbitnya dan semakin membesar skala keterlibatannya sehingga ikut berpengaruh terhadap pengelolaan jadwal pribadinya antara kepentingan partai dan juga kepentingan objek dakwah kita termasuk juga tarikan kepentingan dari keluarga.
Dalam persoalan yang lebih spesifik lagi, bahwa di antara kita tidak semuanya punya kenangan manis terkait perhelatan ini. Bahkan di antara kita ada yang sempat mengalami sedikit pengalaman yang traumatis terutama pada masa-masa ketika Kembara masih bernama Mukhoyam.
Fenomena tarik ulur antara kemalasan pribadi, ketidaktertarikan, kepentingan keluarga, pekerjaan, objek dakwah /konstituen bahkan terkait kesiapan finansial, logistik dan serta kesehatan kesemuanya itu bergumul dan bertarung dalam benak pikiran dan jiwa para anggota, sehingga pada akhirnya keluar keputusan berangkat atau tinggal.
Beberapa di antara ikhwah menghubungi saya karena tidak bisa meninggalkan agenda yang sudah terjadwal terkecuali memang yang sakit.
Tidak ada orang yang saya tolak permintaan izinnya karena saya berpikir bahwa pada hakekatnya ini bukan kepentingan siapa-siapa, apalagi kepentingan partai. Semuanya akan terpulang kepada kita masing-masing.
Kegiatan-kegiatan seperti ini hanyalah salah satu diantara sekian agenda dakwah dan tarbawi yang akan terus menerus berlangsung. Sebuah siklus dimana setiap putarannya menjadi bagian dari seleksi diantara kita sekaligus menjadi penguat stamina (komitmen) bagi yang bersungguh-sungguh menepatinya.
Dan tidak ada yang bisa memastikan tempat dan maqam kita di barisan dakwah ini kecuali niat kita. Niat ini seperti sebuah biji yang kelak akan tumbuh mulai dari munculnya pucuk tunas kemudian berlanjut menjadi sebuah pohon yang sempurna dan berkinerja. Dan yang pasti kinerja pohon itu tidak akan menyalahi komposisi dasar yang membentuk niat itu. Kita tidak akan mungkin akan terpisahkan dengan apa yang kita niatkan.
Jika biji salak yang kita tanam maka tidak akan mungkin pohon durian yang akan tumbuh.
وَقُلِ ٱعْمَلُوا۟ فَسَيَرَى ٱللَّهُ عَمَلَكُمْ وَرَسُولُهُۥ وَٱلْمُؤْمِنُونَ ۖ وَسَتُرَدُّونَ إِلَىٰ عَٰلِمِ ٱلْغَيْبِ وَٱلشَّهَٰدَةِ فَيُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ
“Dan Katakanlah: “Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.” ( QS. At-Taubah Ayat 105.)